RSS

Laman

Bertahanlah untuk Tetap Setia


Burung betina ini tertabrak mobil karena terbang terlalu rendah. ia terkapar tak berdaya. beberapa kali, dengan penuh cinta, sangg jantan membawakan kekasihnya makanan. lagi, ia membawakan makanan tapi sang betina telah meninggal.
jantan itu mencoba menggerakan tubuh pasangannya untuk memastikan apa yang terjadi. sadar bahwa belahan hatinya telah tiada dan tak akan kembali, ia berkicau keras meratapi kepergian pasangannya, tanpa beranjak dari jasad kaku sang kekasih.
kesetiaan memang menyentuh relung hati, tak perduli siapa pelakunya. bahkan, kisah Hachiko, anjing yang sangat setia menanti tuannya selama 10 tahun di Stasiun KA Shibuya, Tokyo, sangat melegenda. Hachiko tidak tahu bahwa profesor Ueno, tuannya, telah meninggal di kampus tempatnya mengajar. ia terus menjemput tuannya selama bertahun-tahun sampai ajalnya sendiri tiba. patung Hachiko sekarang menjadi monumen 'kesetiaan' di stasiun tersebut.
Kisah kesetiaan, apalagi harus berakhir dengan perpisahan, selalu membuat air mata saya merebak. Tapi mengapa saya mengambil ilustrasi hewan sebagai 'wajah' kesetiaan?sebab, bila itu dilakukan manusia, tentulah wajar. kita punya akal dan nurani. sedangkan hewan, yang hanya memiliki hawa nafsu, dari mana ia bisa belajar arti setia?
namun, di sinilah masalahnya. sesuatu yang wajar ternyata tidak otomatis mudah didapat. kesetiaan manusia selalu tercampuri oleh kepentingan untung rugi, karena akalnya tahu untung itu enak dan rugi itu tidak enak. keuntungan vs pikiran seringkali mengalahkan nurani. jadilah kesetiaan semakin sulit ditemui pada jiwa manusia.
padahal orang yang sangat tidak setia sekalipun, tetap ingin diberi kesetian, bahkan Allah saja sangat gembira mendapati hamba-Nya yang kembali setia pada-Nya, melebihi kegembiraan seorang musafir yang menemukan unta yang hilang.
kesetiaan cepat atau lambat akan melahirkan banyak kebaikan. ia bisa menumbuhkan semangat, cinta, rindu, kepercayaan diri, dan loyalitas seseorang untuk kita. bahkan kepedihan pun menjadi sangat agung, ketika takdir menentukan kesetiaan harus terpisah oleh maut.
"Bahwasannya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. tangan Allah di atas tangan mereka, maka barang siapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah, maka Allah akan memberinya pahala yang besar."(QS Al-Fath:10)
jika memang ganjaran kesetiaan begitu indah, mengapa harus sulit bersikap setia? bukan hanya bagi pasangan, orang tua tak pernah pamrih, perusahaan yang memberi gaji walaw kerja kita tidak maksimal, negara tempat kita berpijak, bahkan tuhan semesta alam menanti kesetiaan kita dengan imbalan yang tidak tanggung-tanggung: kenikmatan hidup dunia dan akhirat.
mari berusha setia pada janji yang pernah tercetus, pada kebaikan perilaku yang pernah kita rintis, dan pada kemuliaan ibadah yang mulai meningkat, "Dulu ibadahku (atau kecintaanku padanya) labih baik dari sekarang."
"Sesungguhnya shalatku, ketaatanku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah Tuhan semesta alam."(QS Al-an'am:162)
Copyright 2009 Secarik Kata:. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates