RSS

Laman

Menulis Yuk!


Hobi di dunia ini sangat banyak. Ada yang suka olahraga, travelling, kuliner, fotografi, tarik suara --iya tarik suara loh ya, bukan tarik ulur hati--, otomotif, IT, dan masih banyak lagi lainnya. Oya lupa, membaca dan menulis juga. Tapi mirisnya untuk dua yang terakhir gue sebutin tadi, belum semua orang menyukainya. Padahal itu yang pertama dari yang utama. Mirisnya lagi, masih sekitar 4,6% dari total penduduk Indonesia yang tidak bisa baca tulis. *sedih*

Di postingan kali ini, bertepatan dengan Hari Blogger Nasional, gue pingin ajak kalian nulis gaes. :D

Nggak susah kok. Tinggal kamu siapin pulpen/pensil dan buku catatan. Nggak mesti buku catatan atau diary sih buat yang nggak punya. Buku tulis, kertas kosong semacam A4 juga nggak apa-apa. Atau malah kertas bekas surat edaran dari sekolah. Iya, kan di bagian belakangnya kosong tuh, tinggal kamu gunting aja menjadi beberapa bagian ataupun bentuk yang kamu suka. Pokoknya sesekreatif kamu deh. ;) Itung-itung lebih bermanfaat daripada dijadiin gumpalan atau pesawat-pesawatan tuh. :D

Oya, atau mungkin di selembar tissue? Iya gue pernah beberapa kali nulis curhatan di selembar tissue. Nggak percaya? Nih



Aneh? Mungkin. Tapi apasih yang enggak untuk berkarya membingkai masa lalu walau hanya dengan selembar tissue. Nggak ada yang mahal kok buat hobi kamu kalau kamu mau kreatif.


Terus yang harus gue tulis apa?

Mulai dari yang sederhana aja dulu. Iya, semisal kejadian yang kamu alamin hari itu. Misal, hari ini saat kamu upacara, kamu dipanggil ke depan sebagai siswa berprestasi. Kamu bisa menuliskannya seperti ini




Iya hanya sesederhana itu, suatu hari nanti itu akan berfungsi sebagai mesin waktu. Setidaknya itu tidak akan terlupa begitu saja. Suatu hari ketika kamu atau anak cucukmu membukannya, ada rasa bangga dan hebat yang kamu dan mereka apresiasi terhadap dirimu.

Nggak cuma momen yang menyenangkan yang bisa kamu tulis. Masa-masa suram, apes, kalutmu juga bisa kamu tulis. Seperti misal


Atau sekedar menuliskan tentang cita-cita dan keinginanmu. Fungsinya? Membuat kamu lebih fokus untuk mencapainya, biar nggak plin-plan. 
Tarolah tulisan itu di tempat terjangkau, yang sering kamu lihat. Seperti ini 


Ya, samping tempat tidur salah satunya. Jadi ketika kamu membuka dan membacanya, selalu membuatmu semangat untuk merealisasikan mimpi itu.


Sederhana bukan? Menulis tidak perlu di awali dengan yang berbau ilmiah langsung. Step by step. Dimulai dengan rutinitas harianmu. Kemudian setelah terbiasa, kamu bisa mulai dengan membuat kata-katanya lebih menarik lagi seperti kata-kata ini;

Akhirnya setelah sekian lama musim panas, sore ini hujan turun juga.

diubah menjadi

Dalam senja yang menggelap, tercium lagi aroma tanah basah yang mengguyur debu akhir-akhir ini. 

Siapa tau itu bisa menghasilkan, dengan dijadikan novel misal. Mhihi. Yang penting konsisten aja. ^^
Nah dengan kamu sudah terbiasa seperti itu, dengan sendirinya kamu membutuhkan lebih banyak informasi di luar sana yang nantinya juga akan menaikkan minat baca kamu. Ketika pengetahuanmu sudah banyak, kamu dapat menulis berbagi pengetahuan umum kan jadinya?

Dengan menulis, kamu belajar lebih bijaksana. Dengan menulis, kamu belajar memahami perbuatan dari setiap kata ke katanya. Sehingga lebih intropeksi selanjutnya.

Sadar atau tidak, cuma selembar demi selembar kertas yang bisa ngertiin kamu. Yang nggak pernah ngeluh kalau dicurhatin, nggak pernah marah-marah tentang pengalaman yang kamu ceritain dan kamu alamin. Juga nggak pernah bawel dan ember. Mhihi.
Bukannya tak perlu semua masalah kamu diceritain kepada orang? Karena itu, menulislah!

Buat gue pribadi sih, lembaran demi lembaran selalu bisa ngebendung emosi dan ngejaga energi gue, sehingga tanpa perlu gue marah-marah langsung sama orang yang bersangkutan. Karena pasti setelah kamu tuangin di kertas, buat marah-marah lagi itu males. Nggak percaya? Cobain deh!


Rata-rata orang di luar sana mengingat akan kejelekan orang saja. Tapi, lembaran demi lembaran kertas rela mengingat dan menyimpan tak hanya masa suram saja, juga yang menyenangkan. Yang kalau dibuka lagi berupa mesin waktu kenangan.

Jadi harus tunggu apa lagi? Menulislah agar kamu dikenang! ;)




Selamat Hari Blogger para perangkai kata! \o/

Hidup Itu Saling Melengkapi, atau..


Heloo!
Udah lama nggak ngeblog. *liat kalender* hehe.
Tapi jangan salah, walau nggak ngeblog, sehari-hari juga nulis kok. Di diary. hehe. Karena, sehari nggak nulis itu nggak enak sih buat gue, gatel.


Oiya, dalam postingan kali ini, gue pingin ajak kalian mikir nih. Ehm*benerin posisi duduk*


Guys, banyak yang belum gue ngerti di dunia ini. Salah satunya ya ini; Pernah dengar quote ini,
Perempuan baik untuk laki-laki yang baik. Dan sebaliknya.
Namun, bagaimana dengan quote ini?
Hidup itu saling melengkapi.

Kalau digabungin sama quote di atas sebelumnya, apa kamu ngerti maksudnya apa? Hm oke, kita coba bahas pelan-pelan.

Kalau perempuan baik untuk laki-laki baik dan perempuan nggak baik-baik untuk laki-laki nggak baik. Lalu, bagaimana mereka saling melengkapi?
Oke, kalau yang baik dengan baik, kalau ketemu = sempurna lah ya. Tapi bagaimana dengan mereka yang tidak sama-sama baik? Bagaimana mereka saling melengkapi? Bukankah kembali lagi ke awal, hidup itu saling melengkapi?

Hmm.

Pernah ada, begini ceritanya.
Di suatu masa, ada seorang pria tua dan wanita tua yang tinggal pada satu atap. Ya, mereka ditakdirkan bersama. Pria tua yang sabar tercipta sebagai tulang rusuk wanita tua yang memiliki emosi seperti termometer yang dicelupkan pada air yang panas, tinggi. Ya, pria tersebut tercipta sebagai tulang rusuk wanita tua untuk meredam sifat wanita tua yang emosian. Bukan, bukan mengalah sehingga menurunkan harga diri pria tersebut sendiri. Tapi, pria tersebut memandangnya dengan perspektif yang berbeda, untuk menciptakan 'saling' di antara mereka. Dan begitu juga dengan ini,

ketika seorang wanita yang sabar tercipta sebagai tulang rusuk seorang pria, untuk meredam sifat pria yang emosian. Bukan, bukan untuk kurang ajar karena menggurui setiap pria tersebut emosian. Tapi untuk menciptakan 'saling' di antara mereka.

Yaa, ini bukan cerita mengarang bebas atau semacamnya. Ini nyata. Dan pelakunya, masih bersama-sama hingga saat ini. Abadi.


Berdua itu saling. Bukan paling agar seimbang. Bukan timpang. --Oka

Kembali lagi ke quote di atas. Gue jadi lebih percaya kalau hidup itu saling melengkapi. At least itu menurut gue. Kalo menurut lo? Coba share komentar lo di kolom komentar di bawah ya. Kita bertukar pendapat. ;)
Copyright 2009 Secarik Kata:. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates