RSS

Laman

Ini Perihal Rindu


Aku+kamu+hujan=kenangan


Langit sore seketika berubah menjadi hitam pekat. Gemuruh petir saling beradu hebat menunjukan kekuatannya. Setetes demi setetes seketika menutupi jalan serta tanah kering yang sedari pagi disinari oleh sang surya.


Bersamaan dengan jatuhnya air hujan, aku teringat akan sosok kamu kembali. Rasa itu lagi. Rindu itu lagi. Seakan cuaca begitu mendukung mengulang semua ingatan tentang kamu, tentang kita yang lalu.

Sudah 30 menit berlalu, aku masih menatap nanar ke luar jendela dengan pikiran yang aku biarkan liar membuka sudut-sudut cerita tentang kita. Dengan rintik yang seakan menjadi iramanya.

Ada tetes air yang jatuh di balik atap ini. Dari kelopak ini. Di pipi ini. Pada aku yang hanyut atas keadaan. Atas hujan, rindu, dan kenangan. Seolah semuanya menghakimiku. Membuat diri ini tak berdaya. Hanya sesak yang terasa.


Tapi aku percaya satu. Aku punya Tuhan yang selalu bisa ku bagi cerita padaNYA. Ya, Tuhan yang tak pernah tega membiarkan aku merasakan rindu ini sendiri. Aku selalu berkata padaNYA; "Tuhan, sampaikan rindu ini padanya. Biarkanlah dia tahu. Biarkan dia sedikit merasa apa yang aku rasa. Walau ia tak menceritakan langsung padaku tentang rindu itu."

Ya, aku percaya bahwa Tuhan mengabulkannya. Karena setiap setelah itu, aku merasakan lega.

Dalam hujan kali ini, kepadamu rindu ini bertepi.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 Secarik Kata:. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates